SDN Lebak Bulus 02 Pagi Launching Sekolah Tersenyum

SDN Lebak Bulus 02 Pagi Launching Sekolah Tersenyum

Jakarta, WartaKarya - Minyak goreng yang sudah diolah menjadi minyak nabati murni merupakan salah satu kebutuhan penting masyarakat Indonesia, karena minyak tersebut dapat digunakan sebagai bahan pangan. Namun setelah pengorengan dilakukan berkali-kali, maka minyak goreng akan menghasilkan minyak limbah  atau yang biasa disebut  dengan minyak jelantah.

Minyak jelantah ini tidak baik dikonsumsi, karena asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng  akan semakin jenuh dan berubah warna sehingga tidak sehat lagi untuk dikonsumsi.

Di sisi lain, sebagian besar pengguna minyak goreng sering kali langsung membuang minyak jelantah ketempat tempat saluran air ataupun tanah. Kondisi yang terus menerus seperti ini  akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan berpotensi  merusak ekosistem  kehidupan, dan beberapa komunitas makhluk hidup di sungai, akhir  dari selokan-selokan  merusak  komponen kandungan  tanah.

Menyangkut adanya persoalan tersebut, pihak yayasan rumah kutub mengadakan program sedekah sosial minyak jelantah dan mensosialisasikan bahaya dampak dari minyak jelantah apabila dibuang begitu saja. Niat baik pihak yayasan rumah kutub tersebut mendapat respon dari warga SDN Lebak Bulus 02 Pagi, terutama dari Kepala SDN Lebak Bulus 02 Pagi Yenni Ikawati, S.Pd.

Baru-baru ini pada tanggal 27 Januari 2023, pihak yayasan rumah kutub bekerjasama dengan pihak SDN lebak Bulus 02 Pagi menggelar sosialisai mengenai minyak jelantah. Sosialisai tersebut bertajuk Program Sekolah Tersenyum SDN Lebak Bulus 02 Pagi, yang maksudnya ‘Hidup Sehat, Hidup Bersih dan Hidup Berkah’.  Sosialisasi program ditujukan kepada guru, siswa dan orang tua murid.

Hadir pada kesempatan Kasudin lingkungan hidup Jakarta Selatan, Lurah Lebak Bulus, pengawas wilayah 2 Kecamatan Cilandak, orang tua murid dan komite sekolah.

Dalam sosialisainya, Kepala SDN Lebak Bulusus 02 Pagi Yenni Ikawati, S.Pd menghimbau kepada siswa dan orang tua murid untuk tidak membuang minyak jelantah ke tempat saluran air atau tanah, karena apabila hal itu dilakukan, maka akan berdampak pencemaran lingkungan.

Oleh sebab itu, Yenni mengajak warga sekolah untuk melakukan aksi sosial, yaitu sedekahkan minyak jelantah kepada rumah kutub, agar lingkungan tidak tercemar. Dari segi negatifnya minyak jelantah dapat merusak lingkungan, sedangkan segi positifnya minyak jelantah diolah lagi akan menjadi bermanfaat menjadi biodisel sebagai kebutuhan bahan bakar kendaraan,’’ katanya.

Yenni berharap, dengan adanya program sekolah  tersenyum  untuk mengurangi limbah daripada dibuang, lebih baik  disedekahkan di sekolah supaya bermanfaat bisa diolah lagi oleh pihak rumah kutub menjadi biodisel.

Program sedekah minyak jelantah ini, pada prinsipnya siswa tidak diwajibkan membawa limbah  minyak jelantah, namun jika ada boleh dibawa ke sekolah untuk dimanfaatkan. Sesuai dengan slogannya, yaitu Go Green, Go health, Go berkah.    

Diharapkan kedepannya, banyak anak-anak  memanfaatkan limbah  minyak jelantah  untuk menjaga lingkungan sekitar. Sedangkan nilai sedekah  minyak jelantah, dijadikan program pemberdaya  dan layanan  masyarkat oleh siswa-siswi SDN Lebak Bulus 02 Pagi, dan konpensasinya akan disumbangkan kepada anak yatim  dan penghijauan lingkungan. Semoga program sekolah tersenyum dapat memberi manfaat, terutama mengurangi pencemaran lingkungan dan siswa-siswi peduli dengan program sedekah, karena sedekah tidak harus dengan uang saja, namun dengan sedekah minyak jelantah pun anak-anak sudah mendapatkan pahala,’’ ucap Yeni. **(Gus)     

 

Foto.

Praktek menuangkan minyak jelantah kedalam derigen. *(Foto: Ist)